Bukan matamu yang buta, tapi hatimu di dalam dada

Pak Andy bertanya"Apa yang diberikan udara kepadamu?"

Kami menjawab: "Kehidupan. Udara memberikan kita kehidupan."

Pak Andy bertanya lagi: "Apa yang diberikan matahari kepadamu?"

Kami menjawab: "Cahaya. Matahari menyediakan cahaya untuk kita."

Pak Andy melanjutkan bertanya: "Apa sifat sinar rembulan di malam hari?"

Kami menjawab: "Lembut. Sinar rembulan itu lembut."

Saat itu para peserta training ESQ memiliki fikiran yang sama di benak mereka. Mereka berfikir kalau trainer ESQ pagi itu sudah terlalu lelah sehingga mengulang-ulang pertanyaan yang kurang penting.

Pak Andy terdiam sesaat sebelum melanjutkan bertanya:

"Apa yang diberikan udara kepadamu?"

Dan sebelum kami bahkan aku sempat menjawab, beliau meneruskan dengan teramat lembut..

"Baca dengan nama Tuhanmu.."
sekali lagi mengulang "Baca dengan nama Tuhanmu.."
di ulang lagi "Baca dengan nama Tuhanmu.."

Pak Andy meneruskan..

"Bukan matamu yang buta, tapi hatimu di dalam dada."
"Baca dengan nama Tuhanmu.."
"Bukan matamu yang buta, tapi hatimu di dalam dada."

Aku tertunduk
mataku terpejam

Dan ketika beliau bertanya lagi
"Siapakah nama Tuhanmu?"

Aku merasa malu sekali. Hatiku serasa dicabik habis oleh perasaan bersalah yang teramat sangat.

Sekian lama aku melupakan Al Hayyu yang memberiku kehidupan. Sehingga aku bangun setiap hari mengira bahwa udaralah yang membuatku dapat hidup setiap hari.

Sudah puluhan jam aku habiskan berjalan di bumi An Nur mengira bahwa mataharilah yang menerangi bumi.

"Baca dengan nama Tuhanmu.."

Yah, aku tidak pernah membaca dengan menyebut nama-Nya. Mataku boleh saja dapat melihat dengan jelas, tapi hatiku sangat buta sehingga tak dapat melihat kebaikan hati Allah kepadaku.

Ya Allah, ternyata aku hamba-Mu yang sangat hina.
engkau yang memilik Ar-Rahman, Ar-Rahim yang maha pengasih kepada kami selama ini...

....alumni ESQ165